Penderitaan dalam Samsara
Selanjutnya kita akan
berdiskusi tentang Penderitaan di dalam Samsara, yang dapat dibagi
menjadi 3 bagian :
- Sehubungan dengan pengalaman sendiri akan
kebencian dan kemarahan, renungkan penderitaan di alam neraka.
- Sehubungan dengan pengalaman sendiri akan
keserakahan, renungkan penderitaan di alam setan kelaparan.
- Sehubungan dengan pengalaman sendiri akan
kebodohan, kebingungan dan ketidaktahuan, renungkan penderitaan di alam
binatang.
Ketika kita memperhatikan
penderitaan dalam samsara, kita seringkali menghubungkannya dengan
penderitaan di alam yang lebih tinggi dan alam yang lebih rendah.
Penderitaan utama yang didiskusikan disini adalah penderitaan di 3 alam
rendah.
Hal yang terpenting adalah jika kita tidak sensitif terhadap penderitaan di tiga alam rendah, maka, seberapa banyakpun kita berbicara tentang penderitaan panas dan dingin di alam neraka, atau penderitaan kelaparan di alam setan, ataupun kebodohan di alam binatang - mendengarkan topik ini hanya akan mengganggu kita dan tidak akan berarti.
Hal yang terpenting adalah jika kita tidak sensitif terhadap penderitaan di tiga alam rendah, maka, seberapa banyakpun kita berbicara tentang penderitaan panas dan dingin di alam neraka, atau penderitaan kelaparan di alam setan, ataupun kebodohan di alam binatang - mendengarkan topik ini hanya akan mengganggu kita dan tidak akan berarti.
Sekarang kita akan berbicara tentang topik
‘Penyebab dari tiga alam rendah’, dan ‘Akibat dari tiga alam
rendah’. Alam neraka, alam setan kelaparan dan alam binatang merupakan
‘Penyebab dari tiga alam rendah’.
Apa yang menjadi sebab atau Karma terlahir di tiga alam rendah ? atau apa sajakah penderitaan di tiga alam rendah ? Sebenarnya, dengan melihat keserakahan, kebencian, kemarahan dan kebingungan dalam diri kita, sesungguhnya kita dapat merasakan dan mengalami penderitaan-penderitaan itu.
Sama dengan orang yang sakit parah, yang dapat melihat segala macam ilusi seperti dipukuli dan perasaan takut dan teror. Sakit yang serius dicontoh ini seperti tiga racun dalam diri kita. Semakin tiga racun ini tumbuh berkembang semakin kuat, bayangan akan penderitaan dan ketakutan dari tiga alam rendah akan muncul.
Apa yang menjadi sebab atau Karma terlahir di tiga alam rendah ? atau apa sajakah penderitaan di tiga alam rendah ? Sebenarnya, dengan melihat keserakahan, kebencian, kemarahan dan kebingungan dalam diri kita, sesungguhnya kita dapat merasakan dan mengalami penderitaan-penderitaan itu.
Sama dengan orang yang sakit parah, yang dapat melihat segala macam ilusi seperti dipukuli dan perasaan takut dan teror. Sakit yang serius dicontoh ini seperti tiga racun dalam diri kita. Semakin tiga racun ini tumbuh berkembang semakin kuat, bayangan akan penderitaan dan ketakutan dari tiga alam rendah akan muncul.
(1) Sehubungan dengan pengalaman diri sendiri akan
kebencian dan kemarahan, renungkan akan penderitaan di alam neraka.
Bagaimana kita mengalami penderitaan di alam neraka melalui kemarahan dan kebencian ? Pertama-tama, penderitaan utama dari alam neraka adalah penderitaan panas dan dingin. Sekarang kita mengamati diri kita sendiri: Saat kemarahan timbul, apa yang kita rasakan ? Saat kemarahan timbul, akan muncul amukan yang tidak terkontrol. Ini sama persis dengan situasi di alam neraka panas. Dan kemudian saat kemarahan dan kebencian reda, kita akan menyesal, yang sama dengan situasi di alam neraka dingin. Terkadang mahkluk di alam neraka digambarkan terpotong-potong oleh lautan pedang. Kembali, saat emosi kemarahan dan kebencian timbul, hati kita terasa seperti ditusuk. Oleh karena itu, lewat pengalaman akan kebencian dan kemarahan, kita dapat memahami penderitaan di alam neraka. Disaat yang sama, kita dapat membayangkan betapa mengerikannya wajah kita ketika sedang marah. Wajah kita mungkin bisa mengejutkan diri kita sendiri, dan akan membuat kita berpikir bagaimana bisa sampai seperti ini. Maka, lewat latihan dengan metode merefleksikan kemarahan dan kebencian kita sendiri, kita dapat mengalami penderitaan di alam neraka.
Menggunakan metode perenungan seperti ini, kita mengetahui dengan pasti bahwa kebencian dan kemarahan menyebabkan penderitaan-penderitaan kecil maupun besar. Untuk itu, saat kita menyadari bahwa kebencian dan kemarahan adalah alam neraka itu sendiri, kita akan menemukan jalan untuk melenyapkan dan menjauhkan diri kita dari kebencian dan kemarahan.
Bagaimana kita mengalami penderitaan di alam neraka melalui kemarahan dan kebencian ? Pertama-tama, penderitaan utama dari alam neraka adalah penderitaan panas dan dingin. Sekarang kita mengamati diri kita sendiri: Saat kemarahan timbul, apa yang kita rasakan ? Saat kemarahan timbul, akan muncul amukan yang tidak terkontrol. Ini sama persis dengan situasi di alam neraka panas. Dan kemudian saat kemarahan dan kebencian reda, kita akan menyesal, yang sama dengan situasi di alam neraka dingin. Terkadang mahkluk di alam neraka digambarkan terpotong-potong oleh lautan pedang. Kembali, saat emosi kemarahan dan kebencian timbul, hati kita terasa seperti ditusuk. Oleh karena itu, lewat pengalaman akan kebencian dan kemarahan, kita dapat memahami penderitaan di alam neraka. Disaat yang sama, kita dapat membayangkan betapa mengerikannya wajah kita ketika sedang marah. Wajah kita mungkin bisa mengejutkan diri kita sendiri, dan akan membuat kita berpikir bagaimana bisa sampai seperti ini. Maka, lewat latihan dengan metode merefleksikan kemarahan dan kebencian kita sendiri, kita dapat mengalami penderitaan di alam neraka.
Menggunakan metode perenungan seperti ini, kita mengetahui dengan pasti bahwa kebencian dan kemarahan menyebabkan penderitaan-penderitaan kecil maupun besar. Untuk itu, saat kita menyadari bahwa kebencian dan kemarahan adalah alam neraka itu sendiri, kita akan menemukan jalan untuk melenyapkan dan menjauhkan diri kita dari kebencian dan kemarahan.
(2) Sehubungan dengan pengalaman sendiri akan
keserakahan, renungkan penderitaan di alam setan kelaparan.
Seperti apa setan
kelaparan itu? Dia memiliki perut seukuran Gunung Meru dan kerongkongan
setipis jarum. Pikirkan ini: Saat keserakahan muncul, kedermawanan
seseorang akan menjadi setipis sebatang jarum sementara keserakahannya
berkembang sebesar Gunung Meru. Saat dia melihat kekayaan yang lain,
kecemburuannya membakar seperti api, seperti api yang dimuntahkan oleh
setan kelaparan dari mulutnya. Tidak ada yang dapat memuaskan
keserakahan kita, sama seperti setan kelaparan tidak dapat menelan
apapun ataupun mencerna makanan apapun, dan makanan itu akan berubah
menjadi racun. Oleh karena itulah, kita harus berlatih menggunakan
keserakahan kita untuk seolah merasakan sendiri penderitaan dari setan
kelaparan.
(3) Sehubungan dengan pengalaman sendiri akan kebodohan, kebingungan dan ketidaktahuan, renungkan penderitaan di alam binatang.
Tanpa perlu dikatakan, seekor binatang tidak dapat membuat rencana untuk masa depan; dia bahkan tidak mampu mengantisipasi bahaya yang datang seketika. Walaupun kita pikir, kita cerdas, tetapi seringkali kita tidak dapat mengatur maupun menghindari banyak situasi. Terkadang kita mencari masalah untuk diri kita sendiri. Ini adalah kebodohan. Melalui pengalaman akan kebodohan kita sendiiri, kita bisa memahami penderitaan binatang.
(3) Sehubungan dengan pengalaman sendiri akan kebodohan, kebingungan dan ketidaktahuan, renungkan penderitaan di alam binatang.
Tanpa perlu dikatakan, seekor binatang tidak dapat membuat rencana untuk masa depan; dia bahkan tidak mampu mengantisipasi bahaya yang datang seketika. Walaupun kita pikir, kita cerdas, tetapi seringkali kita tidak dapat mengatur maupun menghindari banyak situasi. Terkadang kita mencari masalah untuk diri kita sendiri. Ini adalah kebodohan. Melalui pengalaman akan kebodohan kita sendiiri, kita bisa memahami penderitaan binatang.
Inilah mungkin mengapa Buddha
berkata,â€Ketidaktahuan adalah penderitaan.†( H.H.Karmapa bercanda
dalam bahasa mandarin : “Tidak bisa mandarin juga adalah sebuah
penderitaan.â€)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar